Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, akses LTE berbeda
dengan yang WCDMA. Dalam LTE, akses downlink didasarkan pada Orthogonal
Frequency Division Multiple Access (OFDMA) dan akses uplink didasarkan pada
Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA). Artikel kali ini
akan memperkenalkan latar belakang dan dasar untuk operasi OFDMA dan SC-FDMA.
Latar belakang LTE Multiple Access
Single carrier (SC) berarti bahwa informasi dimodulasi hanya
untuk satu carrier, menyesuaikan fase atau amplitudo pembawa atau keduanya.
Frekuensi juga bisa disesuaikan, tetapi dalam LTE ini tidak terpengaruh.
Semakin tinggi kecepatan data, semakin tinggi tingkat symbol dalam sistem
digital dan dengan demikian bandwidth juga lebih tinggi. Misalnya dengan menggunakan
Quadrature Amplitude Modulation (QAM) pemancar menyesuaikan sinyal untuk
membawa jumlah yang diinginkan dari bit per simbol modulasi. Gelombang spektrum
yang dihasilkan adalah pembawa spektrum tunggal, seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 1. SC-FDMA |
Dengan prinsip Frekuensi Division Multiple Access (FDMA),
pengguna yang berbeda akan kemudian akan menggunakan carrier yang berbeda atau
sub-carrier, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2. SC-FDMA dengan dua pengguna |
Penggunaan prinsip multi-carrier ditunjukkan pada Gambar 3,
dimana data dibagi pada sub-carrier yang berbeda dari satu pemancar. Contoh pada
Gambar 3 memiliki filter Bank yang untuk solusi praktisnya biasanya diganti dengan
Inverse Fast Fourier Transform (IFFT) dimana jumlah subcarrier banyak.
Gambar 3. Prinsip Multicarrier |
Salah satu contoh pendekatan multi-carrier adalah dual carrier WCDMA (dual cell HSDPA), yang mana menggunakan dual carrier WCDMA namun tidak menggunakan prinsip-prinsip pemanfaatan spektrum tinggi. Untuk mengatasi-nya, digunakan pendekatan orthogonality diantara transmisi yang berbeda,untuk menciptakan sub-carrier yang tidak mengganggu satu sama lain, meskipun spektrum masih tumpang tindih dalam domain frekuensi. Ini adalah apa yang dicapai dengan prinsip Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDMA), di mana
masing-masing frekuensi sub-carrier ini memiliki perbedaan dalam domain frekuensi, kemudian sub-carrier yang berdekatan memiliki nilai nol saat itulah dilakukan sampling dari sub-carrier yang diinginkan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 berikut:
Gambar 4. sub-carrier orthogonality |
Untuk LTE, perbedaan frekuensi antara sub-operator telah dipilih yaitu 15 kHz di Release 8
(alternatif dari 7,5 kHz direncanakan akan didukung dalam rilis yang akan datang sehubungan
dengan aplikasi siaran seperti mobile TV). Prinsip dasar OFDMA sudah dikenal
pada tahun 1950, pada saat sistem yang menggunakan teknologi analog, dan
membuat sub-carrier orthogonal sebagai fungsi variasi komponen dan
suhu bukan masalah sepele. Sejak meluasnya penggunaan teknologi
digital untuk komunikasi, OFDMA juga menjadi lebih layak dan terjangkau untuk
digunakan konsumen. Selama beberapa tahun terakhir teknologi OFDMA diadopsi
secara luas di banyak sistem seperti di TV digital (DVB-T dan DVB-H) serta seperti
dalam aplikasi Wireless Local Area Network (WLAN). Prinsip OFDMA telah
digunakan di bagian uplink LTE multiple access sebagai SC-FDMA
menggunakan prinsip OFDMA arah uplink untuk mencapai tinggi efisiensi
spektrum, seperti yang dijelaskan pada bagian berikutnya.
Keseluruhan motivasi untuk OFDMA di LTE sebagai berikut:
• kinerja yang baik di frekuensi selektif;
• kompleksitas rendah pada base-band penerima;
• sifat spektral yang baik dan bisa handle multiple bandwidth;
• adaptasi Link dan penjadwalan domain frekuensi;
• kompatibilitas dengan teknologi canggih receiver dan antena.
OFDMA juga memiliki tantangan, seperti:
• Toleransi terhadap frekuensi offset. Hal ini ditangani
dalam desain LTE dengan memilih subcarrier dengan jarak 15 kHz, yang memberikan
toleransi yang cukup besar untuk pergeseran Doppler.
• Peak Average Ratio (PAR) dari sinyal yang
ditransmisikan, yang membutuhkan tinggi linearitas pada pemancar. Amplifier
linear memiliki efisiensi konversi daya rendah dan oleh karena itu tidak ideal
untuk uplink mobile. Dalam LTE ini disolusikan dengan menggunakan SC-FDMA,
yang memungkinkan efisiensi daya amplifier yang lebih baik.
OFDM berlandaskan pada operasi IFFT (Invers Fast Fourier
Transform) yang merupakan kebalikan dari FFT (Fast Fourier Transform).
FFT sendiri merupakan pengembangan dari DFT (Discrete Fourier Transform)
yaitu algoritma tertentu dalam ilmu pemrosesan sinyal digital yang mengubah
suatu sinyal dalam domain waktu ke dalam domain frekuensi, sehingga IDFT
merupakan teknik komputasi yang mengubah suatu sinyal dalam domain frekuensi ke
dalam domain waktu. Suatu sinyal yang ditransmisikan dapat dipetakan kedalam
beberapa domain, baik domain waktu maupun domain frekuensi.
Gambar 5. FFT dengan berbagai input |
Pemilihan OFDMA pada LTE dirasa mampu mengakomodir kebutuhan
layanan. namun penggunaan OFDMA pada sisi uplnk belum optimal, salah satu
faktornya adalah tingginya nilai PAPR (Peak Avarage Power Ratio). PAPR
adalah tingkat perbandingan rata-rata dengan daya puncak.
Gambar 6. PAPR |
Dalam komunikasi
OFDMA suatu informasi dibawa oleh suatu symbol yang berisikan bit-bit
informasi. Symbol tersebut didefinisikan menurut diagram konstelasi berdasarkan
skema modulasi yang digunakannya, bisa berupa QPSK, 16QAM, atau 64QAM.
Penggunaan transmisi data berupa bit rate rendah dengan pita sempit akan sangat
rentan terhadap variasi daya yang terjadi antar carrier yang disebabkan noise.
Hal tersebut dapat meningkatkan BER (Bit Error Rate) yang berdampak pada
kesalahan konstelasi. Noise akan mengganggu transmisi symbol dengan menyebarkan
spektral kedalam spektrum yang lebih lebardari yang seharusnya, akibatnya akan
terjadi adjacent channels.
Untuk mengatasi PAPR pada OFDMA dapat disiasati dengan
diberlakukannya pengaturan titik kompresi tinggi pada power amplifiernya. Cara
tersebut mengatur sedemikian rupa power yang dipancarkan pada beberapa titik
yang menjadi nilai power tertinggi. Hal ini tidak begitu bermasalah untuk
komunikasi downlink sebab alokasi daya yang digunakan bisa tak terbatas karena
supply oleh jaringan listrik. Berbeda pada komunikasi uplink yang disupply daya
hanya melalui baterai. Dengan kapasitas baterai yang terbatas waktu dan daya
maka hal tersebut sangat bermasalah untuk mengirimkan informasi. Untuk
mengatasi itu pada komunikasi uplink LTE menggunakan SC-FDMA.
Berikut artikel terkait lainnya:
Pengantar Teknologi 4G LTE
Radio Interface LTE
Arsitektur LTE
MIMO-Multiple Input Multiple Output
Physical Layer
MODULASI
Resource Block
LTE RF Measurement
Coverage Planning
Opsi Spektrum Untuk LTE
Kapabilitas User Equipment (UE)
Mobility LTE - Idle Mode
Mobility LTE - Dedicated Mode
Pengukuran Performansi LTE
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 2
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 3
Deployment Optimization Process
LTE Capacity Monitoring
LTE Capacity Monitoring - Bagian 2
Opini Tentang Teknologi 4G LTE
Perspektif Kemerdekaan pada Teknologi ICT
Physical Layer Part-2
4G LTE REVOLUSI DIGITAL
LTE Quality of Service
Reference Signal
Happy New Year, Happy 4G LTE
Gambar 7. SC-FDMA dan OFDMA |
Berikut artikel terkait lainnya:
Pengantar Teknologi 4G LTE
Radio Interface LTE
Arsitektur LTE
MIMO-Multiple Input Multiple Output
Physical Layer
MODULASI
Resource Block
LTE RF Measurement
Coverage Planning
Opsi Spektrum Untuk LTE
Kapabilitas User Equipment (UE)
Mobility LTE - Idle Mode
Mobility LTE - Dedicated Mode
Pengukuran Performansi LTE
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 2
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 3
Deployment Optimization Process
LTE Capacity Monitoring
LTE Capacity Monitoring - Bagian 2
Opini Tentang Teknologi 4G LTE
Perspektif Kemerdekaan pada Teknologi ICT
Physical Layer Part-2
4G LTE REVOLUSI DIGITAL
LTE Quality of Service
Reference Signal
Happy New Year, Happy 4G LTE
No comments:
Post a Comment