Friday, January 1, 2016

Happy New Year, Happy 4G LTE



Gemerlapnya warna-warni dan aneka rupa bentuk kembang api yang bertebaran di langit yang diringi suara terompet yang tanpa henti bersautan, menandai penggantian tahun 2015 ke 2016. Tahun yang harus disikapi dengan optimisme tinggi untuk meraih sesuatu yang lebih baik dari tahun kemarin.

Moment pergantian tahun menjadi moment yang paling ditunggu-tunggu banyak orang dengan berbagai motivasinya. Namun begitu muaranya tetap sama, yaitu berkumpul disatu titik bersama dengan orang-orang terdekat, sambil menunggu pergantian tahun yang diiringi kembang api dan terompet. Berkumpul disatu titik atau area akan mengakibatkan terjadinya crowded area yang bisa berpotensi negatif maupun positif, tergantung dari sisi mana melihatnya. 

Bagi dunia bisnis, apapun itu bisnisnya, crowded area dipandang sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Ungkapan follow the people follow the money merupakan hal yang masuk akal. Hal tersebut berlaku juga buat bisnis telekomunikasi. Penyelenggara telekomunikasi berpandangan bahwa crowded area merupakan tantangan sekaligus peluang. Tantangan karena, moment tersebut menjadi pembuktian kehandalan services yang diberikan kepada para pelanggan setianya. Sehingga jauh-jauh hari harus dilakukan persiapan yan maksimal aga bisa memberikan layanan yang exelence. Peluang karena potensi grab revenue akan sangat besar dengan banyaknya pelanggan yang berada di crowded area tersebut.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, isu kapasitas menjadi isu utama dalam hal memberikan layanan telekomunikasi. Berbagai metode dengan dukungan teknologi terbaru telah dilakukan untuk mengantisipasi isu kapasitas tersebut. Saat pergantian tahun di 2014 ke 2015 yang lalu, teknologi 3G masih menjadi andalan, dengan konsep multi carrier-nya yang mampu menambah kapasitas, selain didukung dengan perangkat temporary BTS yg banyak disebar di crowded area. Hasilnya cukup membantu, meskipun tetap masih adanya limitasi user serta isu inteference pada teknologi 3G.

New temporary BTS: SLAMT (Simple Light Attachable Mobile Transceiver) 

Pergantian tahun 2015 ke 2016 terasa spesial karena ada tambahan amunisi yang dianggap mampu mengantisipasi isu kapasitas, yaitu diimplementasikannya 4G LTE plus didukung temporary BTS yang juga terpasang 4G LTE. Seiring dengan telah dikomersialkan, serta dilanjut dengan peresmian teknologi 4G LTE sebagai pendukung penggerak ekomomi digital, 4G LTE semakin menunjukan eksistensinya. Ini dibuktikan saat pergantian tahun yang baru saja kita lewati, ketika teknologi 2G & 3G tidak bisa lagi menampung jumlah user, 4G LTE masih mampu memberikan layanan prima. Beberapa catatan user experience di lokasi menunjukan dalam kondisi puncak crowded area, 4G LTE masih bisa memberikan service dengan baik, dimana ketika network 2G dan 3G sudah stuck. Namun memang perlu dicek lebih dalam lagi, sebenarnya seberapa banyak user yg sudah benar-benar memakai handset yang sudah mendukung 4G. Kalau memang masih sedikit, sangat disayangkan berarti network 4G LTE belum ter-utilize dengan optimal. 

sumber: tim blusukan Siaga Tahun Baru

Sebagai evaluasi kedepan diperlukan data user profile utk memastikan seberapa besar pemakai 4G LTE di crowded area tersebut. Dengan begitu, agar bisa diatur strategi bagaimana mensinkronkan antara pertumbuhan network 4G LTE yang sudah digelar di banyak tempat, dengan pertumbuhan handset yang sudah mendukung 4G LTE. Masih banyak peluang untuk untuk menggeber pertumbuhan tersebut, apalagi dengan dukunga produsen handset yang sudah banyak menawarkan harga low end, tinggal bagaimana mengemasnya agar lebih menarik calon pelanggan. peluang masih terbuka lebar...

Selamat tahun baru, semoga tahun ini lebih baik lagi, hadapi dengan jiwa optimis, peluang masih terbuka lebar kalau memang kita mau dan tetap berusaha...