Gambar 1. Deployment Optimization process |
Gambar di atas menunjukan proses secara umum mulai dari deployment network sampai komersial. Setelah itu, dilanjutkan dengan optimisasi lanjutan untuk menyesuaikan dengan kondisi network dan perubahan pola trafik serta user experience.
Selama fase perencanaan network, sebagian besar upaya difokuskan pada penentuan lokasi site dan memodifkasi konfigurasi untuk memenuhi tujuan network yang telah ditentukan dalam perencanaan desain.
Optimisasi awal dimulai setelah network melewati tahapan verifikasi coverage dan kapasitas, kemudian dilanjut dengan pembangunan network sampai on air atau fase deploy pilot phase. Optimisasi berlanjut diantaranya perubahan parameter maupun physical dilakukan untuk memastikan setting KPI RF dan service tercapai sebelum network dikomersilkan.
Kemudian setelah network dikomersilkan, tantangan lainnya adalah menjaga kualitas service yaitu dengan fase Continous Optimization Process. Beikut adalah gambaran prosesnya:
Gambar 2. Continous Optimization Process |
Gambar diatas menjelaskan area optimisasi yg bisa di assess utk dimodifikasi atau menambahkan fitur-fitur baru untuk meningkatkan performansi. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan profiling device dan user behavior di network, karena pola traffic maupun distribusi user bisa jadi berbeda saat network sudah service dengan ketika masih prediksi di planning.
User behavior bisa diamati dari berbagai counter statistik measurement, misal dengan mengamati pola trafik, data user, dan signalling di suatu cluster atau sel tertentu. Atau kita bisa amati sisi kualitas, misal pola call completion success rate, drop rate, voice quality dan sebagainya. Dari hasil pengamatan pola-pola tersebut, kita bisa melakukan modifikasi parameter atau penambahan resources agar network service bisa tetap terjaga.
Untuk profiling device, bertujuan utnuk mengamati sebaran penggunaan device dalam suatu network, cluster, atau sel tertentu. Dengan mengetahui profile dari device tersebut, kita bisa melakukan optimasi dengn menyesuaikan parameter terkait profil device tersebut. Misal, dalam suatu cluster terdapat dominasi device tertentu yg memiliki RX sensivitas sangat rendah, sehingga penerimaannya sangat kurang yg mengakibatkan poor coverage. Dari situ, kita bisa modifikasi parameter atau physical changing hardware agar device tersebut bisa menerima receive signal dari EnodeB lebih baik.
Berikut detail profiling device yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan analisa untuk optimasi network:
Gambar 3. Profiling Device |
Artikel lain:
Pengantar Teknologi 4G LTE
Radio Interface LTE
Arsitektur LTE
OFDMA dan SC-FDMA
MIMO-Multiple Input Multiple Output
Physical Layer
MODULASI
Resource Block
LTE RF Measurement
Coverage Planning
Opsi Spektrum Untuk LTE
Kapabilitas User Equipment (UE)
Mobility LTE - Idle Mode
Mobility LTE - Dedicated Mode
Pengukuran Performansi LTE
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 2
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 3
LTE Capacity Monitoring
LTE Capacity Monitoring - Bagian 2
Opini Tentang Teknologi 4G LTE
Perspektif Kemerdekaan pada Teknologi ICT
Physical Layer Part-2
4G LTE REVOLUSI DIGITAL
LTE Quality of Service
Reference Signal
Happy New Year, Happy 4G LTE
Pengantar Teknologi 4G LTE
Radio Interface LTE
Arsitektur LTE
OFDMA dan SC-FDMA
MIMO-Multiple Input Multiple Output
Physical Layer
MODULASI
Resource Block
LTE RF Measurement
Coverage Planning
Opsi Spektrum Untuk LTE
Kapabilitas User Equipment (UE)
Mobility LTE - Idle Mode
Mobility LTE - Dedicated Mode
Pengukuran Performansi LTE
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 2
Pengukuran Performansi LTE - Bagian 3
LTE Capacity Monitoring
LTE Capacity Monitoring - Bagian 2
Opini Tentang Teknologi 4G LTE
Perspektif Kemerdekaan pada Teknologi ICT
Physical Layer Part-2
4G LTE REVOLUSI DIGITAL
LTE Quality of Service
Reference Signal
Happy New Year, Happy 4G LTE
No comments:
Post a Comment